usaha mendekatkan jurnalisme kepada masyarakat




Para pengunjung blog yang budiman,

Dua tahun sudah aku “mengelola” blog ini. Dalam kurun waktu itu, aku berusaha meng-update blog ini dua minggu sekali. Walaupun tidak ada yang berkomentar tentang isinya, tetap saja aku betah meng-upload pesan yang ingin kusampaikan. Aku tidak pernah bosan menulis tulisan untuk blog ini.

Mengapa begitu? Soalnya, aku sudah banyak memperoleh manfaat dari menekuni jurnalisme. Manfaat itu sangat beragam. Mulai dari pengetahuan, pengalaman, gelar akademik, relasi, hingga materi. Maka tibalah saatnya bagiku untuk “membaginya” kepada masyarakat. Salah satu caranya adalah menyampaikan pesan tentang jurnalisme di blog ini.

Tentu saja tidak semua orang suka dengan pendapatku. Namun, aku tidak akan memaksakan pendapatku. Kalau ada di antara pendapatku itu yang benar, ikutilah. Pakailah dimana perlu. Kalau tidak ada yang benar, lupakan. Masih banyak ahli jurnalisme yang jauh lebih pintar daripada diriku dan pantas digugu dan ditiru.

Bagiku, menulis di blog ini merupakan usaha yang baik untuk perkembangan kepekaanku terhadap jurnalisme. Sebab, di balik tulisan itu sebenarnya terdapat cerita-cerita yang unik. Ibarat berita, terdapat newspeg yang melahirkan tulisan itu. Dengan begitu, tulisan itu, bagiku, merupakan dokumen tentang cerita-cerita yang melahirkan tulisan demi tulisan. Ketika aku kembali membaca tulisan itu, yang terbayang dalam pikiranku adalah peristiwa yang mendorong lahirnya tulisan tersebut.

Kecuali itu, semua tulisan itu, secara umum, merupakan ekspresiku tentang jurnalisme. Sama dengan orang yang normal lainnya, aku juga membutuhkan ekspresi. Bila Affandi misalnya, menampilkan ekspresinya lewat lukisan, aku ingin menampilkan ekspresiku pada tulisan tentang jurnalisme yang terdapat di blog ini.   

Bertolak dari kenyataan ini, tidak berlebih-lebihan rasanya bila aku bertekad akan terus “memelihara” blog ini. Sekalipun orang sudah banyak yang ”beralih” dari blog ke media sosial, aku bertekad akan terus “mengelola” blog ini. Meskipun aku harus menyisihkan waktu untuk meng-update blog ini, aku sama sekali tidak keberatan menyampaikan pesan-pesanku tentang jurnalisme di blog ini. Harapannya, tentu saja para pengunjung blog yang budiman bisa memperoleh manfaat dari pesan demi pesan dalam blog ini.

Demikian pesan yang ingin saya sampaikan pada peringatan dua tahun blog ini. Semoga Anda tetap punya peluang untuk mengunjungi blog ini dan saya diberi Allah kekuatan dan hidayah untuk selalu menulis di blog ini. Aamiin.

Selamat menikmati.***

Rejodani, 29 Maret 2016


0 komentar:

Posting Komentar

Ana Nadhya Abrar


Namaku Abrar. Konon, aku lahir di Bukittinggi pada 20 Februari 1959. Maka,
pada saat tulisan ini kubuat, aku sudah berumur 55 tahun lebih. Dalam
usia sekian, aku tidak bisa menjawab pertanyaanku sendiri. Apakah aku
sudah menjadi intelektual di bidang jurnalisme? Namun, aku teringat
indikator intelektualitas yang pernah disampaikan Ashadi Siregar
dalam majalah Balairung, No.3-4, 1987, hal. 10, yakni
memiliki: (i) kesadaran eksistensial tentang diri, (ii) kesadaran
eksistensial tentang profesi, dan (iii) orientasi kemasyarakatan.



Museum Orang Pinggiran

Museum ini menyimpan barang-barang yang pernah dipakai orang pinggiran, karya orang
pinggiran, koleksi orang pinggiran, kisah tentang orang pinggiran, dan ide-ide
orang pinggiran. Melalui museum ini saya ingin mengapresiasi orang-orang
pinggiran dan orang-orang yang terpinggirkan
Diberdayakan oleh Blogger.